yufg2e
MENILIK usianya, sungguh tak disangka bocah bernama lengkap Fira Faradisa ini mampu membahas soal-soal kemiskinan dan cara mengatasinya, kerusakan hutan, hingga tentang pemanasan global (global warming). Di usianya yang masih sebelas tahun, murid kelas V SDN 67 Percontohan Banda Aceh ini tampil dan menjadi peserta aktif dalam Konferensi Tunza International Childern and Youth Conference 2011 pada 1 Oktober 2011 lalu di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan United Nations Environment Programme (UNEP) dan Pemerintah Indonesia. Ada 1.500 peserta kategori anak-anak (10-14 tahun) dari 150 negara yang hadir, termasuk Fira dari Indonesia, mewakili Provinsi Aceh untuk kategori anak-anak.
Konferensi itu bertujuan meningkatkan diplomasi lingkungan Indonesia di dunia internasional, mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam kancah internasional, dan mempersiapkan posisi Indonesia dalam KTT Bumi Rio+20 yang akan dilaksanakan tahun 2012.
Lalu, apa yang disampaikan murid yang fasih berbahasa Inggris ini di forum tersebut? “Untuk mengatasi kemiskinan, Fira mengusulkan agar kita yang punya kemampuan lebih menyisihkan sedikit uang receh saat berbelanja di supermarket. Lalu, uang tersebut diberikan kepada yang miskin,” tutur Fira. Lanjut Fira, ada peserta dari negara lain yang tak setuju dengan usulnya. “Peserta dari Ekuador tidak setuju. Dia sarankan agar orang-orang miskin tidak dimanjakan,” kata Fira.
Usulan Fira lain yang mendapatkan respons positif, kata dia, adalah soal penebangan kayu di hutan. Fira mengusulkan kayu ditebang secara selektif dengan mempertimbangkan dampak yang ia timbulkan terhadap lingkungan sekitar. Fira mengaku punya kesan menarik dengan delegasi anak dari Iran. Saat dijamu makan bersama, peserta dari Iran itu mewanti-wanti agar tidak makan secara bersamaan. “Mereka bilang, jangan makan sekaligus ya, siapa tahu ditaruh racun di makanan.”
Fira mengaku kaget sekaligus takjub dengan sikap anak dari Iran itu yang penuh curiga sekaligus kritis dan sangat cerdas. Semua rekomendasi yang dihasilkan dalam Workshop Anak-anak Se-Dunia itu diserahkan kepada Pemerintah Indonesia. Tampil di workshop internasional, Fira juga merupakan pemenang Kuis ‘Kita Harus Belajar’ (Kihajar) 2011 tingkat SD Se-Provinsi Aceh, September lalu
Tinggalkan Komentar